Thursday, November 29, 2007
posted by catur catriks at 5:50 PM | Permalink
lebih open
kemarin pagi sempet mendengar percakapan antara kepala bagian penerbitan
dngan teman editor.
isi pembicaraan mengenai naskah baru yang dikirim oleh penulis dari surakarta.
teman editor sudah merasa males dengan naskha dan penulisnya.
berungkali dibalikin untuk direvisi dengan catatan2 dari editor, tapi ternyata
begitu naskah itu datang lagi, tetep masih hancur.

kini penulis itu ngambek tak mau memperbaiki naskahnya lagi.
sebnnere ia berani ngambek karena sudah merasa menang.
penerbit tempat saya bekerja sudah telanjur membayar naskh itu dengan harga
yang cukup mahal.
3 buku seharga 70 juta.
jadi bagus gak bagus naskah tersebut, penulis sudah tak peduli,
yang penting ia sudah dibayar, toh ia sudah bberapa kali mencoba
untuk memperbaikinya.

saya kira ada yang tak beres dengan keadaan ini.
mengapa pnebit buku pelajaran yang begitu besar tempat aku bekerja,
terlihat sangat tidak profesionl dengan begitu beraninya membayar
naskah yang belum pasti kualitasnya.

kmarin terakhir kali pnulis tersebut mengirimkan revisi.
dan seperti biasa, editor yang menangani naskh tersebut menyatakan kecewa.

kepala penerbitan menanyakan dan si editor langsung nyemprot: buruk!
kapala pnerbitan tersenyum dan bilang: liat dulu,
periksa dengan saksama! jangan lihat yang hancur,
tapi lihat dulu mana-mana yang bisa dan baik digunakan.

si editor diam, dan kembali membuka2 naskah tersebut.
kali ini dengan lbih serius.
dan ia menemukan, kalau trnyata naskah tersebut 50-60an persen baik.
ia tidak menyebutkan berapa persen yang buruk

ketika kepala penerbitan datang lagi, si editor bilang kalau dia siap untuk
menggarap naskh tersebut menjadi naskh yang layak dan bagus untuk diterbitkan.

begitulah, saya kira, segala sesuatu mempunyai kebaikan dan keburukan.
selama baik masih dominan, manusia harus positif dan lebih open untuk kemudian memperbaikinya di etape yang lebih lanjut.


nb:
tadi siang, temen samping meja kantor saya, Ibunya meninggal, terjatuh. temen saya langsung ijin dan kemudian mlesat pulang ke madiun, jawa timur.
innalillahi wa inna illaihi rajiun.
begitulah kehidupan pada akhirnya .. ..