Tuesday, May 30, 2006
posted by catur catriks at 9:13 AM | Permalink
Mimpi
Tadi malam aku berangkat tidur pukul setengah dua belas. Jam berapa pikiranku melayang, tentu aku tidak tahu. Mungkin jam dua belas, mungkin juga setengah satu, bisa juga selang di antara itu. Tapi aku bermimpi tentang suatu hal yang cukup aneh atau mungkin tidak begitu baik.
Ah, seharusnya jangan dulu menilai.
Seorang perempuan, sebut saja V, karyawan baru di kantor, kurang lebih baru empat bulan, muncul.
Ketika memasuki kantor, terdengar suaranya yang menjerit-jerit di ruang kerjaku. Aku bergegas. Dia sedang dijaga oleh teman-teman relasi karena dia berontak. Seperti orang yang kalap, atau karena sedih, atau histeris karena kelehan, atau apalah namanya, aku tak bisa mendefinisikan dengan tepat. Kulihat mukanya, hitam. Kutanyakan pada salah satu. Katanya dia terlalu banyak bicara saat sedang santai dengan beberapa orang. Dan karena banyak bicara itu, o, saat dia sedang bicara, tiba-tiba mukanya berubah menjadi hitam. Seseorang kaget dan bertanya, ada apa? Belum sempat terjawab, wanita tersebut telah tergeletak dan berteriak-teriak. Ia dibawa keruangan, dan beberapa orang memeganginya agar berontak tubuhnya bisa terkendali. Seseorang melaporkan kepada Omnya lewat handphone. Tujuannya adalah agar Omnya datang ke kantor dan menjemputnya pulang. Tapi apa jawab si Om?
-Bukan harus aku, Ibunya yang akan menjemput-
Tapi bukankah ibunya ada di Padang? Si Om menjawab:
Ibunya yang kedua-tunangannya-yang ada di Jakarta.
Tunangannya? Benarkah dia telah bertunangan? Tentu aku kaget
.
Temenku akhirnya mematikan handphone.

Perempuan itu masih berontak. Dan karena ia terus berontak, sesuatu yang tak pantas aku lihat, terjadi. Jilbabnya terbuka! Setelah itu dia pingsan.
PEETS!!
Aku melihat isi di balik jilbab itu yang selama ini ia tutup. Seperti ada sebuah sentakan, aku terbangun.
Waktu menunjukkan pukul satu sembilan menit. Ah, berarti tidurku belum begitu dalam. Tidak seperti biasa, mimpi itu mengganggu pikiranku hingga lama aku tak bisa tidur kembali.
Seribu pertanyaan menyerbu kepala.
Dia berjilbab panjang, tingkah laku yang terkendali, ucapannya lembut, selembut geraknya. Wanita seperti itulah yang aku idamkan.
Tapi mengapa dalam mimpiku aku harus melihat salah satu auratnya?
Tapi mengapa wajahnya berwarna hitam?
Dan mengapa ia dikatakan telah bertunangan?
Dan mengapa aku harus memimpikannya?

Masa bodoh, bukan urusanku. Kucoba merasakan, merelakan dengan kelegaan.
Tapi tidak bisa!
Dia dan mimpi itu terus masuk dalam pikiranku. Ia menggangu jatah tidurku hingga berkurang beberapa jam.

Aku tak habis pikir mengapa aku memimpikan dia dengan kejadian seperti itu.

Ada beberapa mimpi yang mengganggu, seingatku, dan beberapa di antaranya adalah sebuah tanda. Satu di antaranya adalah sebuah kedekatan.

Yang pertama, ketika kakakku yang kedua pulang dengan tergesa dari perantauan yang jauh. Aku memimpikannya , beberapa menit sebelum dia mengetuk pintu. Saat itu aku sudah terbangun.

Yang kedua adalah ketika Kakakku yang pertama, yang ada di Pekanbaru melahirkan anaknya yang pertama. Bayi itu lahir pada pagi harinya.

Yang ketiga adalah kakekku yang sudah meninggal datang. Arwahnya menjengukku dan menyalamiku dengan memberikan ucapan selamat. Beberapa hari kemudian, aku diterima UMPTN. Saat kuceritakan kepada Mama, kulihat sudut matanya membasah.

Yang keempat, ketika aku bermimpi bahwa seseorang yang aku cintai semenjak sma, sakit. Aku memimpikannya sampai tiga kali. Tak kutemui ia, karena telah menjadi mantan. Hanya saja saat aku telepon, dia bilang memang sakit tiga kali dan tiga kali pula ia pulang kampung, meninggalkan kuliah. Ia sakit karena terlalu ketat dalam berdiet. Untunglah karena sekarang aku sudah tidak lagi memacarinya. Walau terkadang aku masih memikirkannya. Mungkin karena dia pacar pertamaku, jejaknya susah untuk hilang.

Dan yang kelima, mimpi buruk. Sepupuku menikah dengan diam-diam, dirahasiakan. Sehari kemudian aku di telepon kakaknya, karena aku sudah di Bogor, bahwa adik sepupuku, yang begitu akrab denganku, akan menikah dengan segera. Akhirnya aku tahu, nikahnya yang mendadak karena sebuah kecelakaan.

Semua mimpiku yang sempat mengganggu pikiran dan yang teringat sampai pada pagi harinya, adalah sebuah tanda. Dan salah satunya adalah sebuah kedekatan.

Lantas, ada hubungan apa aku dengan wanita yang masuk dalam mimpi semalam?
Apakah karena aku dekat dengan dia tanpa aku sadar? Apakah aku menaruh sesuatu rasa kepada sosoknya?
Dan apa maknanya jika aku harus melihat mukanya yang berubah menjadi hitam, serta melihat sesuatu yang tidak pantas untuk aku lihat, yang baginya begitu pribadi?

Aku ingin menghibur diri dengan mengatakan bahwa mimpi adalah estetika khayal dalam tidur.
Aku berharap bahwa dia memang benar-benar sudah bertunangan, atau paling tidak sudah mempunyai calon pasangan.

Harus aku akui, ada sisi yang hilang, bila pada suatu saat dia tidak masuk kantor. Ada sebuah ruang di hati yang mengatakan tentang rindu. Dan harus pula aku akui, apabila melihatnya, ada sejuk yang aku suka.

Tapi aku tidak ingin berpikir jauh.

Pagi hari tadi, ketika jam kantor sudah mulai. Dia belum datang. Tentu hatiku bertanya. Dia datang terlambat satu jam. Kudekati ia setelah duduk beberapa menit, dan kulontarkan sebuah pembicaraan. Pada akhirnya aku bertanya mengapa dia datang terlambat.

Dengan halus ia berkata: ya, aku kurang sehat dan sulit untuk tidur. Any something trouble (wajahnya tampak lelah dan khawatir)
Singkat, ku omongkan bahwa tadi malam aku memimpikannya.
-Apa?-Ia kaget
Hanya sebagian yang aku ceritakan: aku bermimpi tentang kau yang sedang menjerit-jerit, kemudian pingsan- itu saja.

Sambil menutup muka dengan kedua tangannya ia berucap lirih:
Subhanalloh

Dengan pelan kutinggalkan ia menuju meja kerjaku.

Ada sebuah sapuan halus masuk dalam hati
Kubiarkan sapuan itu berkata-kata di kedalaman sana
 
posted by catur catriks at 9:07 AM | Permalink
wangi melati mengunci mahkota
wangi melati mengunci mahkota
- seorang teman, sebelum agustus

dalam bayangan kukira
kau akan menyapa:
ah, hai
dan kuantar langkahmu menuju tenggara
karena di sanalah
semoga, nuansa indahnya indah

tapi kau menutup kuncup
di saat waktu tak lagi belia
kumbang tak akan melihatmu

dan aku bukan kumbang
hanya anak serigala
yang tak pernah merobek daging

kusapa semua tanpa prasangka
prasangkamu meluap sebelum kusapa
dan bergumam: adakah yang meminta
senandung yang telah lama menjadi milikku?

tentu aku tahu
ada hukum menyertaimu
dan aku bukan empunya tahu
karena aku tak tahu
bahwa engkau tahu sesuatu

peganglah sunyi sapamu
kuncilah pintu
jangan dengarkan ketok yang berbunyi
walau getarnya nyata terasakan

ragulah entah
ada saatnya kau menyapa

dan
ucapanmu melafalkan: sayonara!

mungkin
cerita takkan diadili dengan sebuah ketentuan itu
sadar atau tidak sadar
bila tujuan awalnya untuk saling menukar arti

tapi
apakah sebelum membuka
seseorang harus mempunyai tujuan?

ya, tentu aku tahu
ego di setiap sisi
menentang kepenerimaan

melati bermahkota putih jilbab
sekali izinkan aku mengajak
menemani keluar dari bumi nyaman
di sana begitu aneka

bukan untuk melunturkan keyakinan
melihat segala yang menurut rusak
juga bukan
untuk aku?
itu tidak benar

hanya mengetahui
adakah empati perbedaan

bila keridhaan memanjangkan umur

melati tumbuh bebas memburu rangsang
matahari atau angin
mungkin kelembaban
sedang kelelawar juga merasa
ia tak pernah tidur malam-malam
apakah itu yang disebut fitrah?

tapi jika ada lelah
fitrah ingin menyandarkan hati
saat suara kaki menapak tanah
saat arwah para aulia merombongkan senyum
malaikat turun dan berbisik
itulah ibadah setengah iman

manusia berlari melengkapi yang tersisa

terlalu jauh?
tidak , sudah dekat
ada di depan mata
raih dengan sapaan bungamu

by,
caturcatriks
- boneka sibuk bicara dan akhirnya tidur kelelahan
 
Saturday, May 27, 2006
posted by catur catriks at 5:23 PM | Permalink
hogreg!
wah, ada gempa lagi
padahal tuh, adik-adikku pada di sono
Din, Puspa, baik-baik saja di jogja ya?
ya,kalau da gempa lewat
kalian minggir bentar

eh, tapi sori
aku baru tahu ini sore
padahal kejadiannya pagi ya?

hehehe ...
maklum, Mas gak pernah
minum koran, makan tv, dan ngemil radio

tapi kalian sehatkan?
buktinya kalian gak nelpon aku
menanyakan kabar
(eh ... kebalik ya?)

ya deh, ntar kalian ak telpon
n kalian jangan minta duit, ya ...?

nb: Kul pada yg bener! Contoh kakakmu ini!
Awas klo kalian pacaran!
 
posted by catur catriks at 4:59 PM | Permalink
bismillah
awalilah setiap nafas ikhtiarmu dengan Bismillah
dan alhamdulillah bila sudah

ayahku bisa mengantarkan anak-anaknya
hingga sarjana dengan
kata Bismillah sebagai tekad
pada saat saudara dan tetangga menilai tidak

ayahku yang buta huruf dan seorang petani buruh
tiada pernah mau menuruni anak tangga
selalu ia hadapi dengan kata Bismillah

dan aku tak pernah bisa mengukur
betapa keras genggaman tekad di tangannya

kakakku, seorang cewek berani keluar pulau
tanpa tujuan begitu pasti
tapi ia berangkat dengan mulut
yang basah dengan Bismillah
ia merajut bahagia di sana, akhirnya

kupahami, Bismillah adalah sebuah lompatan

aku mengawali hari-hari
dengan helaan nafas seperti kemarin
Bismillahku
terlupa-lupa





 
Monday, May 22, 2006
posted by catur catriks at 9:05 AM | Permalink
mood listen
eh, aku lagi suka banget ma potongan lagu ini nich ....

hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi biar terjadi
hadapi dengan tenang jiwa
semua akan baik-baik saja

bila ketetapan Tuhan telah ditetapkan
tetaplah sudah
tak ada yang bisa merubah
dan takkan bisa berubah

relakan semua ini bahwa semua yang terbaik
terbaik untuk kita semua
menyerahlah untuk menang


sebenarnya lagu itu aku ciptakan sendiri
tapi keburu di jiplak sama Ahmad Dani
sampai sekarang dia belum minta maaf
ya, hadapi saja lah ....
 
Saturday, May 20, 2006
posted by catur catriks at 6:07 PM | Permalink
tawaran bantuan
Mungkin akan lebih kuat ketika kita berjalan dengan 'bergandeng tangan'
Tawaran seorang di sisi kanan yang akan membantu mungkin akan sedikit meringankan
Tapi nasib ada di tangan kita, bukan?
Mereka tak tahu dan tidak bisa melihat sampai pada isi di kedalaman
Dan karenanya,tak akan kujadikan sebagai sebuah pegangan
Ya,mudah-mudahan ini yang dinamakan sadar.

-ketika menilai seorang teman dengan kata 'ternyata'
 
Friday, May 19, 2006
posted by catur catriks at 3:12 PM | Permalink
kata bijak
Jangan samarkan pandanganmu, walau debu kadang menabur di depan mata
Yang perlu disadari adalah bahwa semuanya sudah dihitung dengan pasti
Siapa yang bersedia untuk bekerja keras
Dialah yang akan mendapatkan.


Beberapa orang pernah merasakan betapa kuatnya batu untuk dipecah
Beberapa yang lain tidak pernah mengerti bahwa batu tidak pernah bisa menggerakkan
Dan hendaknya kerasnya batu-bila itu sesuatu yang mengganggu-tak melebihi
Tekadmu untuk meraih emas di dasar yang sudah terlihat.

By Catur Catriks
 
Sunday, May 07, 2006
posted by catur catriks at 1:52 PM | Permalink
menjadi manusia yang berhabitat
di sini aku ingin mempunyai sebuah komunitas
di sini aku ingin mempunyai lingkungan
agar aku tidak seperti orang hilang
agar aku bisa memiliki rasa memiliki
agar aku dirasakan oleh manusia lain

pergaulan yang sehat
pergaulan yang tidak hanya soal omong kosong
persaudaran yang menghangatkan

Mbakku,yang terhormat, mengatakan:
bagaimana perkembangan PKS di situ?
sebaiknya kau mencoba untuk masuk ke komunitasnya!


tentu saja aku jawab tidak tahu
aku tidak mendengar apa-apa, termasuk gaungnya
Mbakku kembali bertanya:
hari sabtu-minggu ada kegiatan apa?

Sabtu, klo bisa aku lembur di kantor (menjawab dengan rasa malu)
Minggu, terkadang main ke bekasi ke tempat Nisa
selebihnya main, jalan, ke tempat temen, n TIDUR

maaf, aku tidak seperti Mbak
jika mbak hebat, maka bukan suatu keharusan bagi
adiknya untuk juga menjadi orang yang hebat
tidak ada kewajiban bukan?

tapi, sebenere aku kepingin
seperti mbak
aku ingin mempunyai sebuah komunitas
hanya saja aku masih bingung
dan kakiku perlu balsam untuk bisa melangkah
aku menunggu Mbak untuk mengatakan
Dasar, pemalas!!

adikmu yakin, Mbak takkan pernah mengatakan itu, bukan?
sampai kapan pun
karena hidup Mbak begitu manis
lebih dari seribu malaikat selalu mendampingi
karena tertarik pada keindahan jilbab panjangmu
ke manapun melangkah

Sayang, aku tak pernah melihat para malaikat itu

kata-katamu adalah doa-doa
nada bicaramu mampu membuatku malu
dan kehalusan suaramu, mampu mendamaikan hati

Mbak,adakah pribadi sepertimu
seorang gadis,
yang kecantikannya sedikit melebihimu
yang bersedia menjadi istriku?


Kau tidak mengatakan aku kurang ajar kan?

kau pasti akan menjawab:
ADA, TUNGGU SAJA BEBERAPA TAHUN ....
tahun?
wah, mbak harus meralat jawaban itu
ganti dengan BULAN ....

Mbak, tolong jangan jawab:
Sabar, Dhe, Insya Alloh kau belum siap...
 
Monday, May 01, 2006
posted by catur catriks at 5:00 PM | Permalink
kEindahaN

inginsekalikembaliketepisungaiserayu

inginsekalidengankaliakumenangkapikanmu

bilacupukusudahpenuhakanku

bukabajudanberenangdikedalamanmu

mencarikedungyangbeningkarenaaku jagomenyelamyang sukamelihatdasar

biasanyakutemukankracabangkangdan

keluardenganmenjepitseekorudangdiselajari

akumerindukansemuatemanyangdahulutelanjangtanpamalutertawalepastanpabebananakkecil

semasaituakuinginbisaituitubolehmengulang. memang aku anak kampoeng yang mencoba

tapi

sesekali bolehkah merindu pada bau lumpur yang melekat di kaki. dan kutinggalkan jejak