Wednesday, April 30, 2008
posted by catur catriks at 12:45 PM | Permalink
menghitung mundur akhir masa lajang

setelah membicarakan tentang keindahan
seseorang yang lebih tua di antara keduanya
menunjukkan tempat yang ia anggap paling diimpikan


lengan satu mencengkeram lengan milik yang lain
menariknya ke dalam rumah
dan memperlihatkan sebuah keluarga,
untuk kemudian berbisik,
“Lihat, inilah keindahan yang sebenarnya.”

***

cinta adalah cahaya jalan
jalan menuju cahaya
ruh kehidupan dan kehidupan ruh
*
yang menumbuhkan kerinduan di hatinya
meminta untuk direncanakan
meminta untuk disegerakan


kini
ia mulai menyusun
apa yang akan dijadikan penyangga
apa yang akan dipasang sebagai atap pelindung
serta dinding dan isinya

tidak sedikit
tidak mudah


tapi ternyata
tak semenakutkan yang dibayangkan
karena di kemudian waktu yang pendek
ia tersadar dan mengucap,
”Ternyata pertolongan Alloh begitu dekat!”

***

sekarang ia mulai menghitung mundur
akhir dari masa lajangnya
sambil menenangkan degup di benak


dunia sendiri akan berakhir
menutup satu lembar cerita
kenyamanan alur hidup yang selama ini terjalani

***

begitu dalamnya
ia mengucap bismillah
berdoa atas kesemogaan niatnya
yang akan membangun sebuah rumah


bukan di atas sebidang tanah
melainkan di atas samudera
kehidupan pernikahan

*) Petikan puisi Khalid Jamal – Kitab Al Hubb fil Jami’ah