inalillahi wa inna illaihi rojiun.
Siang, selepas sholat jumat, kabar duka terkirim ke hp sahabat-sahabat kampung yang kini tengah menyebar ke beberapa daerah mengadu nasib, termasuk ke hp saya.
Satu lagi sahabatku meninggal di usia muda.
Sebuah misteri itu bernama umur.
Di mana manusia tak sedikit pun tahu rahasianya.
Mahabesar Alloh.
Betapa tak berdayanya manusia.
Kemarin kita ramai-ramai membawa jagung, singkong, atau ayam ke tanggul pelataran.
Kita membakarnya saat malam begitu dingin, saat hati kita begitu hangat.
Kemarin adalah setumpuk sejarah anak-anak kampung yang telah melintas di bentang waktu.
Kedua janji itu terbatalkan oleh maut yang lebih dulu menjemputmu.
Aku hampir menangis lagi, bukan di puncak Sumbing kawan, tapi di depan rumahmu ketika aku pulang.
Sakit yang bersarang di paru-paru mendesak nyamamu.
Kau pun harus rela melepas dunia indah di mata pemuda.
Yah, rahasia sebuah ketentuan.
Teman alm., yang kutahu terakhir kau sedang giat belajar Islam.
Smoga menjadi akhir terbaik yang kau peroleh, saat kau mendekat kepada-Nya.
Damailah saudaraku ..
Aku juga akan kembali.
Begitu kecil
Begitu kecil