Ini adalah keniscayaan yang sangat normal.
Ada
Ini kaidah yang benar, hanya saja tidak berlaku secara universal.
- Banyak orang yang hidupnya terabaikan, tapi dia memunyai perhatian yang kuat terhadap orang lain.
- Tak sedikit orang yang memunyai besar perhatian kepada sesama, tapi ia tak suka jika ada orang yang memerhatikannya.
- Hidup terasa berarti jika kita tahu di dunia ini ada yang memerhatikan kita.
- Saya tidak mau diperhatikan jika yang memerhatikan adalah orang yang tidak saya harapkan.
Jalan tengahnya mungkin bisa dibatasi dengan kata kewajaran.
Tapi adakah yang bisa mengukur batas wajar?
- Ya, tergantung situasinya, Mas!
- Ndak, terserah orangnya aja!
Tentu ini sedikit dilema karena tidak bisa dikalkulasi secara matematis.
Apakah kita tahu batas kebutuhan yang mencakup materi?
Apakah wajar bila disamakan dengan rata-rata?
Saya kira inipun tidak bisa dijadikan ukuran.
Perhatian pertama mengagetkan, perhatian kedua menyenangkan, ketiga mulai kenyang dan bosan, perhatian keempat terasa di hati oring yang diperhatikan sebagai hal yang sangat menyebalkan.
Sms pertama yang kita kirim dibalas sama panjang, sms kedua dibalas pendek, sms ketiga tanpa balas, maka sms yg keempat akan diartikan sebagai kiriman yang sama sekali tidak diharapkan.
Padahal tujuan kita hanya untuk memerhatikan.
Keempat sms ini bukan berarti urutan dalam satu waktu, tapi bisa berseri di lain hari.
Nah, ketika sms kita tidak dibalas, mungkin perhatian kita sudah berlebihan, melampaui sebuah batas wajar.
Tapi ketika tangan kita mengangkat gelas itu selama satu jam, maka akan ada beban yang begitu berat dari benda sebesar gelas itu.
Tangan kita akan pegal, bergetar, bergoyang, dan akhirnya ada bagian-bagian air yang akan tumpah.
Simpanlah, jika tidak ingin perhatian kita menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan bagi orang lain.
Berniat untuk lebih dekat, ternyata malah menjauhkan jarak.
Anda punya perhitungan sendiri?