Thursday, February 22, 2007
posted by catur catriks at 11:06 AM | Permalink
Mengalami waktu tunggu
Banyak di antara kita berkata, waktu yang paling menyebalkan adaah waktu menunggu. Roda hari terasa berjalan begitu lambat. Dan gelisah akan ketidakbelumjelasan datangnya sesuatu yang ditunggu.
- Perutku terasa berdesir dan jadi sering kebelet kencing bila sedang menunggu.
- Kaki kanan saya selalu bergetar, saya tidak bisa berdiri lama-lama.
Ada ketidakenakan-ketidakenakan yang timbul sebagai implikasi dari waktu menunggu. Tak jarang waktu ini mengganggu ritme kerja. Saat-saat bengong menjadi lebih banyak, dan hasil yang dikeluarkan tidak maksimal.
Ada beberapa jenis menunggu jika dilihat dari bobotnya. Menunggu waktu makan adalah hal yang sepele, kecuali bagi orang yang sudah terkena sakit mag. Menunggu bis jemputan datang adalah hal yang setiap hari dialami oleh sebagian orang. Ia mudah sembuh karena bobot jenuhnya tidak terlalu dalam.
Tapi bagaimana kalau yang ditunggu adalah sesuatu yang berurusan dengan hati?
Sesuatu yang dinanti akan menentukan warna hidupmu?
Ya, menanti jawaban dari calon pasangan yang sangat dicintai.
Setelah kata cinta jatuh, maka kata itu harus diambil kembali.
Apakah orang yang dicintai akan cepat-cepat mengambil, berpikir dahulu beberapa waktu sebelum mengambil, atau ia akan membiarkan saja cinta itu tergeletak di tanah.
Bila kata cepat yang dipakai, maka kata tunggu tak berlaku di sini.
Bila kata biarkan saja cinta itu terkapar di tanah, maka pun kata tunggu tak berlaku di sini.
Tapi bila kata pikir-pikir dulu yang dipakai, maka di sinilah waktu penungguan akan berperan.
Mana yang lebih baik dari ketiga kata itu, tentu bergantung pada banyak hal.
Berpikir dahulu untuk memberikan jawaban atas kata cinta yang jatuh, bisa diartikan bahwa jawaban yang akan diberikan adalah jawaban yang matang, keputusan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
Tapi cara ini juga bisa diartikan sebagai bentuk penolakan yang ditunda.
Jikalah kita yang menawarkan cinta itu, apa yang akan kita perbuat bila ternyata orang yang kita tuju menangguhkan jawabannya hingga beberapa hari?
Bisakah kita melupakan sejenak, seperti kita tak pernah mengucapkan apa-apa?
Bisakah kita berpikir positif, bahwa jawaban yang akan diberikan adalah sebuah gayung yang bersambut?
Atau malah kita merasa seperti kelinci yang akan dilempar ke laut?
Hal apa yang enak diperbuat untuk mengisis waktu tunggu, apa yang harus kita lakukan saudara?
- Perutku terasa berdesir dan jadi sering kebelet kencing bila sedang menunggu.
- Kaki kanan saya selalu bergetar, saya tidak bisa berdiri lama-lama.
Ada ketidakenakan-ketidakenakan yang timbul sebagai implikasi dari waktu menunggu. Tak jarang waktu ini mengganggu ritme kerja. Saat-saat bengong menjadi lebih banyak, dan hasil yang dikeluarkan tidak maksimal.
Ada beberapa jenis menunggu jika dilihat dari bobotnya. Menunggu waktu makan adalah hal yang sepele, kecuali bagi orang yang sudah terkena sakit mag. Menunggu bis jemputan datang adalah hal yang setiap hari dialami oleh sebagian orang. Ia mudah sembuh karena bobot jenuhnya tidak terlalu dalam.
Tapi bagaimana kalau yang ditunggu adalah sesuatu yang berurusan dengan hati?
Sesuatu yang dinanti akan menentukan warna hidupmu?
Ya, menanti jawaban dari calon pasangan yang sangat dicintai.
Setelah kata cinta jatuh, maka kata itu harus diambil kembali.
Apakah orang yang dicintai akan cepat-cepat mengambil, berpikir dahulu beberapa waktu sebelum mengambil, atau ia akan membiarkan saja cinta itu tergeletak di tanah.
Bila kata cepat yang dipakai, maka kata tunggu tak berlaku di sini.
Bila kata biarkan saja cinta itu terkapar di tanah, maka pun kata tunggu tak berlaku di sini.
Tapi bila kata pikir-pikir dulu yang dipakai, maka di sinilah waktu penungguan akan berperan.
Mana yang lebih baik dari ketiga kata itu, tentu bergantung pada banyak hal.
Berpikir dahulu untuk memberikan jawaban atas kata cinta yang jatuh, bisa diartikan bahwa jawaban yang akan diberikan adalah jawaban yang matang, keputusan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
Tapi cara ini juga bisa diartikan sebagai bentuk penolakan yang ditunda.
Jikalah kita yang menawarkan cinta itu, apa yang akan kita perbuat bila ternyata orang yang kita tuju menangguhkan jawabannya hingga beberapa hari?
Bisakah kita melupakan sejenak, seperti kita tak pernah mengucapkan apa-apa?
Bisakah kita berpikir positif, bahwa jawaban yang akan diberikan adalah sebuah gayung yang bersambut?
Atau malah kita merasa seperti kelinci yang akan dilempar ke laut?
Hal apa yang enak diperbuat untuk mengisis waktu tunggu, apa yang harus kita lakukan saudara?