Saturday, May 19, 2007
posted by catur catriks at 11:01 AM | Permalink
Memilih yang paling ringan

Dapatkah kita mengukur kemampuan kita? Sebuah modal yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita harus kita format dengan baik, jangan asal. Namun, yang sering terjadi adalah sebaliknya. Saat kita ditawari sebuah pilihan tanggung jawab, tak jarang di antara kita memilih yang paling ringan. Jika terlibat dalam sebuah kepanitiaan misalnya, kita menolak untuk menjadi seorang ketua. Masing-masing berebut untuk menjadi seksi konsumsi, dokumentasi dan yang lain, yang dipandang tidak berat daripada menjadi seorang ketua atau seksi acara. Mengapa?

Ada sebuah contoh kasus. Dalam sebuah kerja bakti, seorang pemuda menolak untuk membawa batako ke suatu jarak dalam jumlah yang sama dengan orang lain. Ia mengatakan hanya bisa membawa batako sebanyak 4 buah dengan ala an keterbatasan tenaga. Dan di setiap giliran, ia memang hanya membawa 4 buah. Iseng, seorang temannya menambahkan satu batako lagi menjadi lima buah untuk dibawa pemuda tersebut. Si pemuda tidak tahu kalau bawaannya sudah ditambah satu. Setelah sampai di tempat tujuan, meletakkan dan menatanya, ia baru sadar, kalau batako yang dibawanya melebihi daripada apa yang diperkirakan. You see, ternyata ia bisa membawa beban yang lebih banyak.

Tak sedikit orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya sebuah beban hanya akan tampak lebih berat di kepala daripada di pundak. Karenanya, kenyataan banyak orang yang tidak memaksimalkan kemampuannya disebabkan oleh pikiran mereka sendiri. Apa yang menyebabkana kita tidak mau melakukannya adalah karena sebuah ketakutan di dalam pikiran. Takut tak sanggup, takut tak berhasil, takut tak memuaskan. Justifikasi terhadap diri sendiri ini kita keluarkan tanpa kita mencoba untuk melakukannya terlebih dahulu. Apakah kita sadar, bahwa ini sesungguhnya tengah mengkerdilkan kita?

Jika kita ingin menjadi seorang yang kompeten, maka kita harus berani. Kita akan mengetahui kemampuan kita apabila kita telah mencoba apa yang menurut kita berat pada awalnya. So, jika kita ingin tersenyum lebih lebar untuk diri kita, jangan batasi kemampuan kita, jangan pilih yang paling ringan.