Saturday, June 17, 2006
posted by catur catriks at 8:55 AM | Permalink
kesempatan
Banyak kesempatan yang lewat di depan kita. Ada yang duduk sebentar, ada yang tidur sampai lama, tapi ada juga yang hanya melintas. Ya, begitu banyak.
Seorang remaja yang tumbuh akan menyaksikan betapa kesempatan begitu menghampar di depan. Lalu mereka berpikir: Aku masih terlalu belia, belum saatnya. Ia biarkan semuanya tergeletak di pinggir waktu
Seorang pemuda yang penuh sisi-sisi idealis dengan sangat nyata merasakan adanya peluang yang berkali-kali datang. Ia telah tahu kata bijak dan beberapa ilmu optimisme, tentang manajemen, tentang misi dan visi. Tapi karena inilah, mereka menilai kesempatan dan peluang yang hadir, diangggap sebagai sesuatu bidang yang tidak cocok dengan potensi dirinya. Tidak sesuai selera dan kesenangan, atau tidak nyaman. Sementara mereka menunggu kesempatan yang menurutnya benar-benar pas dengan keinginannya. Mereka mengharapkan sesuatu yang diharapkan.
Dan ketika sudah tua, kita baru sadar, apa pun yang kita ketahui, apa pun yang ada di kepala kita tak akan ada buktinya apabila kita tidak melakukan.
Seorang sarjana tak akan terlihat sebagai intelek apabila ia tidak melakukan apa-apa. Seorang pemikir, ide-idenya akan menguap apabila ide-ide tersebut hanya sampai di mulut. Beretorika ke sana ke mari. Seseorang yang bisa berimajinasi, akan sia-sia apabila ia hanya menyalurkannya pada malam menjelang tidur sambil melamun membayangkan.
Potensi apapun yang kita miliki tidak akan berarti apa-apa apabila kita tidak membuktikannya. Lakukan apa yang menurut kita harus dilakukan. Jangan ragu atau menunda. Ragu akan meminimalkan hasil kerja. Menunda berarti memanjangkan waktu dari pekerjaan yang seharusnya selesai dalam satu minggu menjadi sebualn atau setahun.